Senin, 28 Mei 2012

Pentingnya Pendekatan HIV AIDS di Kalangan Remaja Melalui Media Online


“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” (Bung Karno).
"Setiap kali saya menghadapi masalah-masalah besar, yang ku panggil adalah anak muda" (Amirul Mukminin Umar Bin khattab ra)

Menurut aristoteles seseorang yang berumur 14-21 tahun dikategorikan sebagai seorang remaja dalam perkembangan hidupnya. Dan dalam kurun tahun yang sama pula menurut J.J Rousseau pada masa itu adalah waktu dimana seseorang akan mengalami masa pembentukan watak dan pendidikan agama.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mengalami berbagai macam perubahan dalam hidup, baik itu dari segi fisik maupun psikis. Dalam masa ini seseorang bisa dianalogikan seperti sebuah uang logam yang mempunyai dua sisi yang berbeda. Karena dibalik potensinya yang positif dan konstruktif tersimpan potensi negatif dan destruktif yang sama dahsyatnya. Oleh karena itu masa remaja bisa diartikan sebagai batu loncatan bagi seseorang untuk menjadi manusia yang seperti apa nantinya. Baik atau buruk?
Di era yang serba modernisasi ini kita dituntut untuk dapat memberikan perhatian yang lebih kepada kaum remaja. Karena remaja itu adalah calon pemuda kelak dan pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Menurut DR.Yusuf Qaradhawi ibarat matahari, maka usia muda berada pada posisi jam 12 (titik kulminasi) ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. Secara fisik dan spirit/semangat, pemuda memiliki keunggulan dominan dibanding dengan anak kecil atau orang-orang lanjut usia. Sejarah membuktikan betapa pemuda berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, perlawanan terhadap diktator tirani, status quo serta perkembangan science dan teknologi. Ini beralasan karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan menuju lebih baik.
Hal yang patut kita perhatikan adalah perkembangan zaman saat ini telah mempengaruhi pergeseran nilai moral di masyarakat. Budaya seks bebas dan bahaya narkoba menghantui kehidupan remaja. Salah satu dampak paling riskan adalah penularan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hingga Maret 2007 berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, ada 8.988 kasus AIDS dan 5.640 kasus HIV di Indonesia. Yang mengejutkan 57% kasus terjadi pada usia remaja 15-29 tahun. Sebagian besar (62%) terinfeksi melalui narkotika yang menggunakan jarum suntik dan 37% dari seks yang tidak aman.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penyebabnya adalah akses informasi tentang HIV/AIDS dirasa kurang bagi teman-teman remaja. Kebanyakan dari mereka masih belum mengerti apa sebenarnya yang menjadi penyebab penyebarluasan virus HIV AIDS. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemikiran masyarakat yang masih menganggap tabu untuk membicarakan masalah HIV/AIDS. Bila mereka mencari tahu sendiri takut ada tudingan bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS. Maka diperlukan sebuah sarana yang bisa merubah pemikiran masyarakat tentang HIV AIDS dan sekaligus dapat menyampaikan pesan yang interaktif dan komunikatif kepada teman-teman remaja mengenai virus HIV AIDS.
Komunikasi massa melalui media online merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang virus HIV AIDS kepada teman-teman remaja. Mengapa? Hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ini ditemukan oleh MarkPlus Insight bahwa angkanya sudah di kisaran 40-45 persen. Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers ini, dilakukan oleh MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta.
Studi terhadap penduduk di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di 11 kota besar antara lain Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin. Mereka yang diriset adalah pengguna Internet, usia 15-64 yang menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari. Angka pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun. Di masing-masing kota yang disurvei oleh MarkPlus Insight, sekitar 50 persen hingga 80 persen dari pengguna Internet merupakan kaum muda.
Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media online di Indonesia sangatlah tinggi dan hal ini tentu akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dan penyebaran informasi di Indonesia. Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah 50 persen hingga 80 persen pengguna media online merupakan kaum muda. Hal ini dikarenakan media online memiliki kelebihan yang sesuai dengan gaya hidup kaum muda sekarang yaitu praktis dan fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Dengan melakukan penyebaran informasi dan pendekatan mengenai virus HIV AIDS melalui media online dapat diasumsikan akan banyak kaum muda yang terjaring atau mengaksesnya. Dan hal ini pasti akan menambah wawasan serta pandangan mereka tentang HIV AIDS itu sendiri sehingga mereka bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan hidup mereka kelak.







Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
(Darah Muda – Rhoma Irama)

Rabu, 23 Mei 2012

Jika Aku Menjadi Pangeran Diponegoro



Apa yang akan saya lakukan jika saya menjadi seorang Pangeran Diponegoro di zaman sekarang adalah saya akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik tentunya. Hal pertama yang akan saya soroti adalah pendidikan moral. Mengapa? Karena moral sangatlah penting untuk dimiliki oleh sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia. Moral adalah landasan utama bagi kita dalam menggapai kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat. Sekarang di Indonesia banyak terdapat orang-orang pintar bahkan mungkin sudah tidak terhitung lagi jumlahnya tetapi bagaimana dengan orang-orang yang mempunyai moral? Saya tidak berani menjawabnya, silahkan anda jawab sendiri. Sudah banyak sekali kasus yang menunjukkan bahwa kita adalah sebuah bangsa yang bobrok. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya kasus korupsi yang melanda bangsa kita. Korupsi adalah bukti yang paling nyata bahwa sebenarnya kita sedang mengalami degradari moral yang teramat sangat. Contoh kecilnya saja dalam sebuah organisasi yang cakupannya masih lingkup fakultas. Kita sebagai seorang organisatoris sepertinya belum sadar jika sebenarnya kita telah membudayakan perilaku yang tidak bermoral ini. Contohnya adalah masalah waktu. Menurut saya kita dengan santainya tidak menghargai waktu tersebut bahkan kita mengkorupsinya. Jika kita telah mengagendakan rapat jam 3 sore misalnya, lalu apakah hal tersebut benar-benar dilaksanakan? Lagi-lagi saya tidak bisa menjawabnya silahkan anda tanya kepada diri anda sendiri. Waktu merupakan hal penting yang sering kita sepelekan padahal waktu itu ibarat pedang jika kita mampu menggunakannya dengan baik dia akan menjadi senjata yang yang bisa membantu kita dalam melawan musuh yang ada tetapi sebaliknya jika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik sangat dapat dipastikan pedang itu bisa melukai kita sendiri. Dari sini saja kita dapat melihat bahwa dari sebuah oraganisasi yang hanya memiliki ruang lingkup fakultas saja sudah sangat memprihatinkan dalam menanggapi moral yaitu tanggung jawab dan disiplin waktu. Bisa kita bayangkan jika hal itu sudah kita budayakan sedari sekarang padahal katanya kita adalah calon pemimpin. jika melihat hal ini saja saya sudah tidak yakin apakah saya ataupun anda adalah calon pemimpin indonesia di masa yang akan datang. Mau dibawa ke mana Indonesia jika kita sebagai pemuda masih saja tidak peka untuk menanggapi masalah moral ini.
Orang yang berilmu memang memiliki derajat yang baik di sisi Tuhan. Tetapi orang yang berilmu seperti apa? Apakah dengan ilmunya dia menggelapkan uang negara sampai triliunan rupiah? Saya rasa tidak. Bahkan mungkin Tuhan pun muak dengan orang semacam itu. Jawabannya adalah orang berilmu yang memiliki moral. Mengapa saya katakan demikian? Sudah banyak contoh dalam kehidupan ini yang memeperlihatkan kepada kita kehancuran apa yang didatangkan sebuah ilmu jika tidak didampingi dengan moral. Bom atom nagasaki dan hiroshima adalah sebuah bukti nyata yang dapat kita lihat jika ilmu adalah sebuah hal yang mengerikan tanpa arahan dan petunjuk moral. Jadi pendidikan moral sangatlah penting bagi kita sebagai calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan moral kita peka terhadap persoalan bangsa ini. Dengan moral kita dapat menata bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang kuat.
Kejujuran, tanggung jawab disiplin dan adil adalah 4 hal yang terpenting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Dan ironisnya menurut saya ke empat hal tersebut secara keseluruhan belum menjadi karakter dari bangsa kita. Jujur adalah kunci bagaimana kita bisa mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Itu penting jika kita ingin keberadaan kita didukung oleh orang banyak dan pastinya seorang pemimpin membutuhkan hal tersebut. Tanggung jawab adalah dimana kita memiliki rasa untuk menyelasaikan tugas yang telah diberikan untuk kita. Disiplin adalah bagaimana kita berkomitmen dengan suatu hal yang telah kita sepakati bersama. Adil adalah bagaimana kita meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Ke empat hal tersebut adalah moral dasar yang seharunya kita miliki bersama.
Lalu hal konkret apa yang akan saya lakukan. Saya akan membuat sebuah lembaga pendidikan setara dengan SMP dan SMA yang sangat memperhatikan pendidikan moral bagi para siswanya. Saya akan menanamkan nilai-nilai agama yang kuat di lembaga pendidikan saya. Mengapa? Karena kunci untuk mendapatkan moral adalah satu yaitu kita paham tentang agama dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Mengapa saya pilih SMP dan SMA karena pada masa itu menurut saya adalah masa yang sangat rawan bagi para remaja yang akan menjadi pemuda nantinya dalam menentukan arah hidup mereka. Masa-masa ini adalah masa dimana seseorang mudah sekali dibentuk karakternya. Ibarat sebuah tanah liat yang mudah dibentuk-bentuk. Perlu orang yang tepat dalam membentuknya. Apakah dia bisa menjadi sebuah karya seni yang tidak bernilai harganya atau hanya menjadi seonggok tanah yang tidak memiliki manfaat bagi orang sekitarnya. Dalam lembaga pendidikan itu saya akan menanamkan ke empat moral dasar yang telah saya sebutkan sebelumnya. Setidaknya saya berusaha untuk menghasilkan orang-orang berilmu yang berafiliasi terhadap kejujuran tanggung jawab disiplin dan adil. Saya percaya jika hal ke empat hal tersebut dimiliki oleh kita maka kejayaan pun akan datang dengan sendirinya. Percayalah..