“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” (Bung Karno).
"Setiap kali saya
menghadapi masalah-masalah besar, yang ku panggil adalah anak muda" (Amirul Mukminin Umar Bin khattab ra)
Menurut aristoteles seseorang
yang berumur 14-21 tahun dikategorikan sebagai seorang remaja dalam
perkembangan hidupnya. Dan dalam kurun tahun yang sama pula menurut J.J
Rousseau pada masa itu adalah waktu dimana seseorang akan mengalami masa
pembentukan watak dan pendidikan agama.
Masa remaja adalah masa dimana
seseorang mengalami berbagai macam perubahan dalam hidup, baik itu dari segi
fisik maupun psikis. Dalam masa ini seseorang bisa dianalogikan seperti sebuah
uang logam yang mempunyai dua sisi yang berbeda. Karena dibalik
potensinya yang positif dan konstruktif tersimpan potensi negatif dan
destruktif yang sama dahsyatnya. Oleh karena itu masa remaja bisa diartikan
sebagai batu loncatan bagi seseorang untuk menjadi manusia yang seperti apa
nantinya. Baik atau buruk?
Di era yang serba modernisasi ini kita
dituntut untuk dapat memberikan perhatian yang lebih kepada kaum remaja. Karena
remaja itu adalah calon pemuda kelak dan pemuda hari ini adalah pemimpin di
masa depan. Menurut DR.Yusuf Qaradhawi ibarat matahari, maka usia muda berada
pada posisi jam 12 (titik
kulminasi) ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas. Secara
fisik dan spirit/semangat, pemuda memiliki keunggulan dominan dibanding dengan
anak kecil atau orang-orang lanjut usia. Sejarah membuktikan betapa pemuda
berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, perlawanan terhadap diktator
tirani, status quo serta perkembangan science dan teknologi. Ini beralasan
karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan
menuju lebih baik.
Hal yang patut kita perhatikan
adalah perkembangan zaman saat ini telah mempengaruhi pergeseran nilai moral
di masyarakat. Budaya seks bebas dan bahaya narkoba
menghantui kehidupan remaja. Salah satu
dampak paling riskan adalah penularan HIV/AIDS
di kalangan remaja. Hingga Maret 2007 berdasarkan data dari
Departemen Kesehatan, ada 8.988 kasus AIDS dan 5.640 kasus HIV di Indonesia. Yang mengejutkan 57%
kasus terjadi pada usia remaja 15-29 tahun. Sebagian besar (62%) terinfeksi melalui narkotika yang menggunakan jarum
suntik dan 37% dari seks yang tidak aman.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penyebabnya
adalah akses
informasi tentang HIV/AIDS dirasa kurang bagi teman-teman remaja. Kebanyakan dari
mereka masih belum mengerti apa sebenarnya yang menjadi penyebab penyebarluasan
virus HIV AIDS. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemikiran masyarakat yang masih menganggap tabu untuk
membicarakan masalah HIV/AIDS. Bila mereka mencari tahu sendiri takut ada
tudingan bahwa dirinya mengidap HIV/AIDS. Maka diperlukan
sebuah sarana yang bisa merubah pemikiran masyarakat tentang HIV AIDS dan
sekaligus dapat menyampaikan pesan yang interaktif dan komunikatif kepada
teman-teman remaja mengenai virus HIV AIDS.
Komunikasi massa melalui media online merupakan cara yang
efektif untuk menyampaikan pesan tentang virus HIV AIDS kepada teman-teman
remaja. Mengapa? Hasil riset memperlihatkan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet
di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata penetrasi
penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011
ini ditemukan oleh MarkPlus Insight bahwa angkanya sudah di kisaran 40-45
persen. Hasil
riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers ini, dilakukan oleh MarkPlus Insight
terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai
tren penggunaan Internet di Indonesia. Menurut MarkPlus Insight, jumlah
pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta
orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta.
Studi terhadap penduduk di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di
11 kota besar antara lain Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar,
Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin. Mereka yang diriset adalah pengguna Internet, usia 15-64 yang menggunakan Internet lebih
dari 3 jam sehari. Angka
pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia masih didominasi oleh anak muda dari
kelompok umur 15-30 tahun. Di masing-masing kota yang disurvei oleh MarkPlus
Insight, sekitar 50 persen hingga 80 persen dari pengguna Internet merupakan
kaum muda.
Dari penjelasan
di atas kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media online di Indonesia
sangatlah tinggi dan hal ini tentu akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dan penyebaran
informasi di Indonesia. Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah 50 persen
hingga 80 persen pengguna media online merupakan kaum muda. Hal ini dikarenakan
media online memiliki kelebihan yang sesuai dengan gaya hidup kaum muda
sekarang yaitu praktis dan fleksibel, media online
dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Dengan melakukan penyebaran informasi
dan pendekatan mengenai virus HIV AIDS melalui media online dapat diasumsikan
akan banyak kaum muda yang terjaring atau mengaksesnya. Dan hal ini pasti akan
menambah wawasan serta pandangan mereka tentang HIV AIDS itu sendiri sehingga
mereka bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan hidup mereka kelak.
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
(Darah Muda – Rhoma Irama)